RI3SKA.COM – Il Primo Re atau Sang Raja Pertama, adalah hasil interpretasi ulang dari mitos berdirinya kota Roma, dengan tokoh sentral Romulus dan Remus. Dalam film ini, masing-masing diperankan oleh aktor Italia, Alessio Lapice dan Alessandro Borghi.

Sebelum akhirnya dilepaskan di layar lebar pada tahun 2019, film ini harus melalui proses panjang sekitar 2 tahunan karena melibatkan banyak pakar seperti ahli bahasa, karena keseluruhan film ini berdialog protolatin anteseden kuno atau bahasa latin kuno.

Tak hanya ahli bahasa, film inipun melibatkan arkeolog, yang khusus meneliti kebudayaan etruskan atau disebut ahli atruskologi. Pada cendekiawan pun turut memberikan peran penting dalam proses rekonstruksi skenario pemukiman kota yang bertarikh sekitar tujuh ratus tahun sebelum masehi, yaitu sebelum kota Roma berdiri.

Intinya, Matteo Rovere sebagai sutradara, ingin menunjukkan bahwa industri film Italia mampu menghasilkan film yang sangat baik sesuai standar internasional dalam hal prostetik (reka postur), make-up, efek khusus, perkelahian dan kostum dimana film ini dibuat berbasis pada analisa dan riset para ahli.

Film Raja Pertama didefinisikan sebagai “film pemberani” untuk cakupan para pemeran, lokasi syuting, anggaran dan pilihan protolatino (bahasa latin), yang merupakan bagian dari aliran artistik eksperimental baru dari generasi inovator berusia 40 tahun.

Sutradara kali ini, sengaja tidak membahas politik kontemporer, tetapi fokus pada tema mitos cinta dan keangkuhan “Film ini berbicara kepada kita melalui simbol yang dapat kita tafsirkan dalam menerangi zaman kita  di masa kini”

Film ini merekonstruksi sebuah realisme arkeologis atas kisah legenda yang  menceritakan drama mengenai ikatan persaudaraan dan pembunuhan saudara Romulus dan Remus, dimana ada kontras antara nasib yang dipaksakan oleh Dewa di satu sisi, dan kehendak bebas di sisi lain, antara religiusitas dan kebrutalan manusia.

Dengan dialog yang direduksi seminimal mungkin, film ini menonjol karena sajian fotografi natural yang baik dari Daniele Cipri dan musik yang diaransemen oleh Andrea Farri.
Dalam durasi 127 menit penonton dipuaskan dengan suguhan sejarah Roma yang berlatar tahun 735 SM. Tentu saja, film ini juga penuh adegan tegang perang kolosal antar klan dan lingkungan alam yang masih liar.

Masa kecil Romulus dan Remus tidak dikisahkan dalam film ini dan cerita langsung meloncat pada kehidupan paska remaja, saat keduanya selamat dari banjir bandang sungai Tevere. Lokasi pengambilan film, memakai sebagian wilayah Lazio dan Umbria, kawasan yang sangat fotogenik dengan visual yang sangat kuat. Film epik sejarah ini memenangkan penghargaan David di Donatello untuk penulis fotografi terbaik dalam penghargaan edisi 2020.

Penulis: CM
Editor: JG, RW

By Redaksi

Minds are like parachutes; they work best when open. Lord Thomas Dewar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

X