RI3SKA.COM – “Romance is a Bonus Book” berjudul asli “Romance is a supplement” atau judul lain “How to Publish Love,” adalah serial film drama Korea pertama yang saya tonton, sebelumnya saya selalu menolak nonton film drama Korea yang panjang dengan durasi satu jam setiap episode dan satu musim bisa lebih dari 15 episode sementara serial ini 16 episode, artinya saya harus mau meluangkan waktu dan tenggelam dalam adiksi yang tak terhingga bahkan menjelma menjadi obsesi pada tokoh-tokoh pemainnya.

Dan begitulah, entah karena “bisikan setan” apa, saat tugas domestik berupa segunung bahan setrikaan menumpuk dan kalkulasi insting saya mengatakan butuh setidaknya 3-4 jam untuk menyelesaikan tugas negara tersebut, maka saya merasa butuh film durasi panjang untuk menemani proses kerja domestik yang menjemukan ini.

Melihat daftar film di platform Netflix, tidak ada satupun yang menarik perhatian saya, lalu saya mulai melihat sebuah judul yang menarik pun tidak, tapi karena ada kata “buku” maka pilihan gaya semi random ini, jatuh pada film bergenre komedi romanis ini.

Nekat memilih sebuah serial panjang, saya mencoba menghibur hati sambil berkata “Paling hanya kuat nonton dua episode karena bosan, dan saya tidak mungkin terperangkap dalam obsesi menjadi bucin film korea” ujar batin saya yang sok kuat.

Dengan tekad seperti itu, mulailah saya menonton episode pertama yang dibuka dengan latar perkawinan antara tokoh Kang Dan-i yang diperankan oleh Lee Na-young dan seorang pemuda berwajah ganteng Cha Eun-ho diperankan oleh Lee Jong-suk yang membantunya mengatasi kegugupan Kang Dan-I yang sempat kabur menjelang detik-detik ikat janji di depan altar.

Selanjutnya kisah ini bergulir tentang kehidupan dua sejoli Kang Dan-i yang pernah bekerja di dunia periklanan dan sang penulis serta editor handal, Cha Eun-ho kehidupan asmaranya menyedihkan karena berbagai masalah kompleks antara lain karena dia macam batu arca, ganteng tapi tak punya sisi romantik dan dambaan hatinya, Kang Dan-i sudah menganggap Cha Eun-ho sebagai adik.

Sementara Cha Eun-ho sendiri, kerap tampak pandir, karena terlalu menggunakan nalar dan analisa logis dan tentu saja jadi gagal setiap ia ingin menyampaikan rasa cintanya pada Kang Dan-i, yang menggodanya dengan berkata “Awas mukamu merah kalau kamu ngomong romantis,” dan Cha Eun-ho kembali pada titik cinta yang nadir.

Kondisi cinta menjadi makin rumit karena Kang Dan-i bukannya menyadari cinta tulus Eun-ho, malah jatuh cinta pada ilustraror muda dan menawan, Ji Seo-joo yang diperankan secara natural oleh Wi Ha-joon, selain itu Dan-i berpikir Eun-ho sudah punya hubungan spesial dengan editor muda cemerlang, Song Hae.rin yang diperankan secara manis sekaligus jutek, Jung Yoo-jin.

Pribadi kontras Song Hae-rin saat menghadapi kolega yunior dan saat menghadapi Eun-ho membuat komedi romantis ini semakin bikin gemas.

Penulis skenario Jung Hyun-jung sangat apik dan detail menampilkan suasana dan kultur kerja perusahaan penerbitan buku sehingga,di setiap episode, penonton justru belajar tentang seluk beluk penulisan buku, dari mulai pengiriman naskah, editing, percetakan, strategi penjualan dan marketing,bagaimana beriklan dan menjamu penulis, peliknya masalah hukum tentang hak cetak bahkan idealisme dan ironisme antara isu buku yang seksi untuk dijual dan yang dianggap mati sebelum memasuki pasar dan tantangan sastra di dunia internet yang serba digital dan cepat.

Sutradara Lee Jeong-hyo juga pandai mencari pemeran yang cocok dengan konteks cerita, sehingga drama ini seolah nyata, karena setiap tokoh bisa jadi mencerminkan pribadi yang memang nyata dalam kehidupan sehari-hari dalam perusahaan jenis penerbitan buku ini.

Tak hanya itu, kisah ini juga diperkaya dengan isu – isu kekinian yang humanis tentang masalah perempuan dan dunia kerja, ketika perempuan kembali bekerja setelah bertahun-tahun mendedikasikan diri pada urusan dan alasan keluarga, Ketika anak semakin besar atau perkawinan tidak berjalan mulus, perempuan dipaksa kembali ke dunia kerja.

Di dunia nyata, situasi ini eksis dan bukanlah hal mudah bagi yang menghadapinya. Sebuah realitas pahit dimana di luar sana dunia sudah berlari cepat dan trend telah banyak berubah, sementara perempuan ini berkutat pada kehidupan rumah tangga mereka.

Dan adalah nyata, ketika mereka yang diam di rumah dianggap makhluk terbelakang yang tak mampu bergerak dan berakselerasi secepat saat mereka muda atau saat mereka tak dibebani isu keluarga dan anak-anak mereka. Sebuah isu yang perlu dipikirkan dengan rasa simpati dan tak banyak film yang berani membahas ini secara gamblang dan menarik.

Tak hanya isu sosial, film ini juga menyajikan lapisan misteri, yaitu ketika pujangga besar menghilang secara misterius dan penonton diajak untuk merenungkan kembali benang merah antara Cha Eun-ha, Kang Dan-I, dan sang saingan berat Cha Eun-ho, anak muda yang jatuh cinta pada Kang Dan-I, Ji Seo-joo yang pertemuannya terjadi secara tak sengaja, saat Kang Dan-i kehilangan sepatunya.

Penonton diajak berpikir, apakah film ini seperti kisah Cinderella? Ini yang membuatnya menarik!
Kisah cinta yang diumpamakan sebagai buku ini tayang melalui Netflix pada Januari 2019, sebelum tokoh utama Lee Jong-suk, menjalankan wajib militer dan ia mengharapkan agar publik menyukai film ini, sebagai kenang.kenangan, sebelum ia kembali lagi ke dunia film usai periode wajib militernya.

Boleh dikatakan dia memang bermain sangat natural, plus ia juga fans berat lawan mainnya, sang artis senior Lee Na Young, yang sempat harus menghentikan kariernya selama enam tahunan karena juga menikah dan punya anak, jadi ini adalah come back.nya Lee Na-young dan legit sekali penampilan mereka berdua.

Secara umum, film produksi Studi Dragon ini menceritakan tentang malangnya perempuan yang salah memilih jodoh, tapi sekaligus beruntungnya dia karena seluruh petualangan dalam pahit getir cinta dan semangatnya mengarungi badai dan prahara karier dan pasangan jiwa, ternyata membawanya pada kedewasaan dan kemampuan dia mencerna cinta.

Pertanyaannya, seberapa banyak perempuan seberuntung Kang Dan-i yang mampu menemukan esensi cinta dan kehidupan dari seorang yang ia remehkan tapi dialah sang cinta yang setia dan tulus menjaganya?

Penulis: Rieska Wulandari

By Redaksi

Minds are like parachutes; they work best when open. Lord Thomas Dewar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

X