RI3SKA.COM – Menghadapi badai Covid-19, Italia juga menghadapi badai politik, setelah mantan Perdana Menteri Italia, Matteo Renzi yang memimpin partai kecilnya Italia Viva (IV) menyatakan menarik mundur dari koalisi yang berkuasa di Italia. Sikapnya ini membuat Perdana Menteri berkuasa, Giuseppe Conte kehilangan posisi sebagai mayoritas dalam parlemen dan membawa Italia dalam krisis politik baru.
Tidak hanya itu, pada saat yang sama Renzi juga mengumumkan pengunduran diri dua menteri yaitu menteri Pertanian Teresa Bellanova dan Elena Bonetti yang dinyatakan dalam pertemuan dengan per 13 Januari 2021.
Keputusan Renzi untuk menarik diri dari koalisi empat partai muncul justru ketika Italia berjuang untuk mengatasi pandemi Covid-19 yang juga menghadapi situasi ekonomi terburuk sejak perang dunia kedua.
Belum jelas bagaimana pemerintah akan menangani krisis ini, adapun pilihannya antara lain melakukan upaya negosiasi persyaratan baru dengan partai IV, membuka jalan untuk perombakan kabinet, atau Conte dapat menyatakan mengundurkan diri di hadapan presiden, Sergio Mattarella, yang dapat memberinya mandat untuk membentuk koalisi baru, atau meminta suara kepercayaan diri dengan risiko Ia harus mendapatkan formula baru, tanpa topangan dukungan yang cukup untuk mengisi celah yang ditinggalkan oleh partai IV.
Opsi lain yang bisa dipilih adalah Presiden Mattarella membentuk pemerintah persatuan nasional, untuk menangani keadaan darurat virus corona dan pilihan terakhir adalah pemilihan umum cepat, namun ada sedikit analisa untuk ini dimana di antara partai-partai koalisi – Movimento 5 Stelle (M5S atau Pergerakan Bintang Lima), yang populis, Partito Democratico (PD) kiri-tengah dan partai kiri LEU – yang, bersama dengan IV, kemungkinan justru malah mendapat nilai buruk dalam jajak pendapat, akibat sikap mereka mundur dari pemerintahan.
Renzi sendiri telah mengesampingkan opsi pemilu cepat ini, dengan mengatakan pemilihan berikutnya akan diadakan pada tahun 2023 ketika masa jabatan parlemen periode saat ini berakhir.
Dia juga membiarkan pintu terbuka untuk kemungkinan mendukung pemerintahan baru yang dipimpin oleh Conte dengan mengatakan kepada wartawan: “Terserah Conte untuk memutuskan langkah selanjutnya”.
OPOSISI MERONGRONG
Sementara itu oposisi, yang terdiri dari sayap kanan Lega yang dipimpin oleh Matteo Salvini, telah menyerukan agar Conte segera mengundurkan diri, dengan mengatakan bahwa pemilihan baru akan menjadi cara terbaik untuk menjamin pemerintahan yang stabil.
Lega, bersama dengan mitranya partai sayap kanan Fratelli d’Italia (FdI) dan kanan tengah Silvio Berlusconi Forza Italia (FI), berpotensi mendapatkan lebih dari 50 persen suara.
Renzi melanjutkan pernyataannya, bahwa dia “tidak akan” beralih kesetiaan ke kemungkinan pemerintahan masa depan yang dipimpin oleh Lega.
Pada Selasa larut malam, menyusul tekanan dari Renzi, pemerintah membuat perubahan pada menit-menit terakhir mengnai rencana pembelanjaan dana bantuan sebesar € 223 miliar yang akan diterima Italia dalam hibah dan pinjaman dari Uni Eropa, demi menghidupkan kembali ekonominya yang terpukul akibat hantaman Covid-19.
Perdana Menteri Conte, diangkat oleh Presiden Mattarella pada 13 Mei 2018. Ia berhasil lulus dengan cemerlang (cum laude) dalam bidang hukum dari Universitas Roma “La Sapienza” pada tahun 1988, untuk mengejar karir sebagai pengacara sipil.
Ia juga sempat menjalani pendidikan di Universitas Villa Nazareth dan pada tahun 1992 dia menjadi sarjana tamu di Universitas Yale di Amerika Serikat.
Ia tercatat sebagai anggota Pengacara sejak 1992 dan menjadi pengacara kasasi sejak tahun 2002 dan berhasil meraih kelayakan sebagai profesor hukum privat pada tahun 2000 dan sebagai profesor penuh pada tahun 2002.
Sebelum diangkat menjadi PM, ia mengajar di Universitas Maria Santissima Assunta, Universitas Roma Tre serta Universitas Sassari. Dia adalah profesor penuh hukum privat di Universitas Florence dan dosen di Universitas Internasional Studi Sosial Guido Carli (Luiss) di Roma.
Penulis: Rieska Wulandari – Jurnalis, ketua Ikatan Sarjana Ilmu Komunikasi Indonesia (ISKI) Cabang Eropa
Editor: Syahrul Gunawan