RI3SKA.COM – Usai libur Natal dan Tahun Baru, Menteri Kesehatan Italia, Roberto Speranza, di hadapan anggota dewan di Roma, Rabu (13/1) mengatakan hasil pantauan dari pengukuran terdapat 313 kasus pada setiap 100 ribu penduduk, membuat Italia yang sempat melonggarkan aturan pada masa liburan kemarin, harus kembali menerima kenyataan, untuk memperketat parameter agar kasus dapat kembali ditekan.
“Pada data pemantauan terakhir, situasi terbukti memburuk. Terdapat peningkatan RT, peningkatan jumlah infeksi, tingkat penggunaan ICU bertambah. Kita berada dalam perubahan fase baru, epidemi berada dalam fase ekspansi baru,”ujarnya.
Ia menambahkan selain memburuknya situasi Italia, kondisi memburuk juga terjadi di Eropa dan di seluruh dunia.
“Badai yang kuat sedang menggila, virus terus beredar dengan kekuatan yang meningkat bahkan jika dihadapi dengan vaksin pun. Di dunia saat ini ada satu orang meninggal untuk setiap 4080 penduduk dan di Eropa satu kasus terkonfirmasi pada setiap 27 penduduk, ini adalah angka yang mengerikan,”tandasnya.
Strategi yang ditawarkan Speranza, adalah untuk memperpanjang status situasi darurat di Italia hingga 30 April 2021 ini, sebagai langkah antisipasi dan sebagai jawaban atas kecenderungan masyarakat dan pemerintah yang menjadi terlalu kendor dalam menerapkan tata tertib dan protokol, ketika sebuah zona mendapat predikat zona kuning.
Speranza mengatakan,“Tidak ada cara dan jalan lain, dalam menghadapi situasi darurat kesehatan ini, oleh karena itu, dengan semangat yang sama, kita berada dalam jalan akhir untuk memenangkan peperangan yang sudah kita jalani menghadapi musuh yang tak terlihat ini,” tuturnya.
Selain membagi zona dalam wilayah merah, oranye dan kuning, akan ada kategori baru yaitu wilayah putih, dimana tingkat epidemologi sangat rendah yaitu dibawah 50 kasus mingguan per 100 ribu penduduk dengan Rt di bawah 1 dan indeks risiko rendah.
Pada pertemuan sebelumnya, Ia juga pernah mengatakan:”Jika kita berhasil memvaksinasi semua petugas kesehatan serta warga yang berusia 80 tahun keatas dan sebagian dari lapisan warga berusia 70 tahun, pada akhir April, kita akan mampu memberikan tekanan melawan virus ini, sekaligus mengendalikan rumah sakit dan pada akhir April nanti, semoga Covid-19 akan menjadi kenangan,” demikian Republicca mengutip dari dewan menteri.
Sementara itu, Perdana Menteri Giuseppe Conte mengatakan untuk mempersiapkan gelombang ketiga dengan kekhawatiran: “Lonjakan infeksi akan datang, setelah Inggris, Irlandia dan Jerman juga dakan mengena kepada kita: itu tidak akan mudah, kita masih harus membuat pengorbanan”, kata Perdana Menteri berbicara kepada media massa di Italia. “Untuk menghindari gelombang ketiga, penerapan kembali protokol zona merah mungkin diperlukan.”tambahnya.
Dekrit terbaru rencananya akan dikeluarkan pada 16 Januari yang akan datang. Pada bulan November Italia pernah mengalami lonjakan pasien hingga 40.000 kasus dalam satu hari dan dengan berbagai pengetatan, Italia berhasil menurunkan penambahan jumlah pasien ke angka 14.242 kasus per hari.
Italia juga telah mencanangkan program vaksinasi sejak 27 Desember dan lebih dari 1 juta warga yang masuk dalam golongan prioritas, telah mendapatkan vaksin dan menjadikan Italia berada dalam urutan kedelapan dalam sepuluh negara pertama di dunia yang sudah mendapat vaksinasi.
Penulis: Rieska Wulandari – Jurnalis, ketua Ikatan Sarjana Ilmu Komunikasi Indonesia (ISKI) Cabang Eropa
Editor: Syahrul Gunawan