RI3SKA.COM – Tahun baru di Milan kali ini tidak dilakukan seperti biasanya, dimana warga dilarang untuk melakukan kerumunan dan pesta di luar rumah bahkan pesta yang diadakan secara privat akan dipantau melalui media sosial.

Oleh karena itu, Pemerintah Kota Milan bekerjasama dengan berbagai pihak antara lain Area 62 mempersembahkan atraksi berupa tarian cahaya yang menggabungkan seni visual digital, musik orkestra serta nyanyian dan prosa teatrikal di tempat yang menjadi simbol pusat kehidupan warga dan kebudayaan sekaligus pusat religius Milan yaitu Duomo, Sala delle Ciatidi, Palazzo Reale dan Museo del Novecento dalam sajian berjudul “Pensieri Illuminati” atau “Pikiran yang Tercerahkan”.

tarian cahaya yang menggabungkan seni visual digital (Foto: Rieska Wulandari)



Siaran ini dipancarkan secara daring kepada publik pada tanggal 31 Desember 2020 pukul 22.30 Konsep orisinil pertunjukan ini dibuat oleh Felice Lumosani dari Studio srl SB (Area 62) dengan Pengarah Musik Beatrice Venezi dan Narator Alessandro Preziosi dan Sutradara Marco Boarino, didukung oleh orkestra I Pomeriggi Musicali dengan sopran Francesca Manzo dan aktor yang terdiri dari Sekolah Teater Paolo Grassi yaitu Sebastiano Bronzato, Giuditta Costantini, Greta Asia Di Vara, Michele Magni, Jasmine Monti, Arianna Piattelli, Miriam Podgornik, Edoardo Rivoira, Federico Rubino, Riccardo Vicardi.

Pensieri Illuminati menghidupkan dialog antara seni yang membentang dari Duomo ke Museo del Novecento hingga Sala delle Cariatidi di Istana Kerajaan( Palazzo Reale), karya ini melambangkan kelahiran kembali setelah kehancuran yang diderita Milan dalam Perang Dunia Kedua.

Dengan refleksi ini, kedua seniman akan membuka malam dengan reinterpretasi ulang dari beberapa bagian dari tradisi klasik, yang dibawakan dalam bentuk iringan piano oleh Maestro Beatrice Venezi dan digabungkan dengan seni video dan suara elektronik yang diciptakan oleh Felice Lumosani.

“Covid, membawa duka pada keluarga dan tenaga kesehatan. Refleksi yang dihasilkan diperkaya oleh kebutuhan mutakhir, yaitu dengan melahirkan perubahan budaya kolektif yang baru , hingga kebutuhan akan pikiran yang tercerahkan untuk diri kita sendiri, untuk orang lain, untuk semua orang, “ tutur Felice Lumosani.

“Perayaan tahun baru kali ini menandai era sebelum dan sesudah Covid untuk dicatat dalam sejarah. Peringatan yang selama berabad-abad telah dilakukan dalam tradisi populer berupa pesta yang meriah, yang berpuncak pada penghitungan mundur kolektif baik itu di rumah-rumah dan alun-alun, dan karena wabah, kali ini harus disajikan dengan nada berbeda demi kelangsungan peradaban, penghormatan sosial dan keanggunan institusional, tanpa meninggalkan kegembiraan manusia. Inilah tempat  dan cinta untuk masa depan,” tambah Venezi.

Venezi menambahkan, “Pikiran Illuminati” ini tidak saja akan menjadi judul suatu peristiwa, tetapi penghargaan kepada mereka yang melalui tindakan berpikir, yang tampaknya tidak tampak secara material, justru telah berkontribusi pada kemajuan manusia, budaya dan lingkungan, meninggalkan sebab dan akibat positif pada kehidupan generasi mendatang.

Ini akan menjadi perwujudan harapan untuk masa depan, yang pada malam paling simbolis tahun ini akan menyatukan kita semua dalam satu pelukan kolektif, penuh kepercayaan akan hari esok. “tandasnya.

Pada malam tahun baru kemarin, Piazza Duomo – yang benar-benar kosong – seolah hidup dan menjadi tuan rumah kehadiran virtual warga Milan: alun-alun akan menjadi panggung di mana sepuluh aktor dari Paolo Grassi Sekolah Sipil Teater akan memberikan suara dan tubuh untuk melambangkan “pikiran yang diterangi, karya dari Milan”.


Penulis: Rieska Wulandari – Jurnalis, ketua Ikatan Sarjana Ilmu Komunikasi Indonesia (ISKI) Cabang Eropa
Editor: Syahrul Gunawan

By Redaksi

Minds are like parachutes; they work best when open. Lord Thomas Dewar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

X