RI3SKA.COM – Sejak pemerintah pusat melalui Perdana Menteri Italia, PM Draghi menyatakan Italia keluar dari sisuasi darurat COVID 19 pada 31 Maret lalu, maka situasi sudah lebih longgar dan kegiatan perkumpulan seperti ibadah dan jamuan makan sudah diperbolehkan Kembali.
Hal ini disambut antusias oleh Komunitas Muslim Indonesia di Milano (KMIM) berkumpul untuk berbuka puasa dan tarawih di bulan Ramadhan pada Minggu (3/4/2022).
Acara tersebut didominasi oleh hadirnya mahasiswa dan mahasiswi yang sedang menempuh pendidikan di Milan.
Pada saat menunggu waktu berbuka, para peserta antusias menyiapkan hidangan secara bersama-sama. Ada es campur dan bakwan sayur sebagai menu tajil, juga nasi, daging, sayur Dan tak ketinggalan, kerupuk.
Sutan, seorang siswa dari Politeknik Milan, mengatakan is sangat senang bisa melakukan ibadah puasa di negeri yang jauh.
“Seneng sih di Milan, banyak yang ibadah puasa, trus komunitasnya juga rajin, ngingetin bareng, buka puasa bareng, sarapan bareng, jadi gak berasa jauh-jauh dari rumah,” ujarnya.
Ia mengaku, Hal yang paling kentara perbedaannya tidak ada ngabuburit.
“Jadi sore tidak ada orang yang berjualan, makanannya juga berbeda, kita harus menyesuaikan dengan apa yang ada di sini. Nah itulah yang sangat berbeda dengan Indonesia,” tuturnya.
Senada dengan Sutan, Khalis Sinaga yang juga melakukan studi di Politeknik Milan juga merasa senang bisa melakukan ibadah puasa di negeri yang jauh.
“Senang, karena ini pertama kalinya saya mengalami Ramadhan di Italia, maksud saya di luar negeri,” tuturnya
Meski demikian Ia mengaku menemui banyak tantangan.
“Sulit bagi saya untuk menemukan makanan, di Indonesia kami memiliki tradisi memulai puasa atau sahur dan kemudian berbuka dengan menu tertentu, dan ini yang tidak dapat saya temukan di sini,” paparnya.
Pembina Komunitas KMIM, Erni Yusnita mengatakan, ada sekitar 150 WNI di Italia Utara yang terdaftar menjadi anggota komunitasnya. Usai berbuka puasa, mereka pun melakukan ibadah tarawih bersama.
Penulis: Rieska Wulandari