RI3SKA.COM – Konon pada Abad Pertengahan, momen Tahun Baru tidak dimulai pada tanggal yang sama untuk semua orang. Dari satu negara, wilayah, atau bahkan kota ke kota berbera-beda. Ada yang mengawali tahun pada hari Natal, 1 Maret, atau 1 April.

Baru pada tahun 1564 di Prancis, Charles IX menetapkan tanggal 1 Januari sebagai hari pertama tahun itu. Perubahan tanggal tahun baru ini diperluas ke semua negara Kristen, dua puluh tahun kemudian, oleh Paus Gregorius XIII, sistem penanggalan jadi beralih dari kalender Julian ke kalender Gregorian.

Namun saat itu, informasi lambat menyebar. Maklum, lima ratus tahun lalu, belum ada media sosial berbasis internet. Alhasil, beberapa orang masih merayakan Tahun Baru pada 1 April. Jadilah tanggal ini untuk mengolok-olok mereka yang kurang update soal Tahun Baru.

Pendapat lain datang dari kebiasaan di berbagai negara untuk membuka periode musim penangkapan ikan pada tanggal 1 April atau sebaliknya di negara lain untuk menangguhkannya (pelarangan menangkap ikan) untuk menghormati periode reproduksi ikan.  Kalau kita timbang-timbang, ini adalah bentuk kearifan lokal, seperti budaya Sasi di Maluku dan Papua.

Nah, untuk memberi hadiah kepada nelayan, dan sedikit mengolok-olok mereka karena menangkap ikan menjadi terlalu mudah (berlimpah pada hari pembukaan) atau tidak berhasil alias nihil (karena hari penangguhan), mereka ditawari ikan haring.

Saat itulah kebiasaan populer yang baru berlaku diantara mereka yaitu diam-diam menggantungkan ikan sungguhan di punggung orang. Karena pada abad pertengahan, pakaiannya besar dan tebal, korban tidak segera menyadarinya, sehingga ikan menjadi semakin lengket dan bau. Dengan demikian akan lahir cita rasa untuk membuat hari itu jadi kocak karena ada lelucon atau kebingungan juga keseruan.

Di Prancis modern seperti saat ini, ikan asli telah diganti dengan material kertas atau karton berbentuk ikan yang ditempelkan oleh anak-anak ke bagian punggung teman mereka dan itulah mengapa di negara ini, April Mop diberi nama POISSON D’AVRIL atau “Ikan di Bulan April”.

Penulis: Dessi Wulandhari
Editor: Rieska Wulandari

By Redaksi

Minds are like parachutes; they work best when open. Lord Thomas Dewar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

X