RI3SKA.COM – Pandemi telah memaksa dunia pendidikan mengubah konsep pendidikan di ruang kelas menjadi di rumah, Situasi ini membawa tantangan tersendiri namun pada sata yang sama, memberikan keuntungan khusus yang menjadi kesempatan emas bagi orang tua dalam mendidik putra-putrinya,
Tantangan pembelajaran terbesar pada masa pandemi adalah kemampuan dan keterampilan orang tua yang berbeda-beda dalam mendidik anak. Bahkan kenyatannya di lapangan, anak-anak ada yang dibimbing oleh saudara, tetangga, guru privat, bahkan belajar sendiri tanpa kehadiran pendamping, karena situasi masing-masing keluarga, sangat beragam dan tidak bisa dipaksakan.
Sayangnya, hingga saat ini karena kondisi pandemi, maka belum memungkinkan untuk membawa anak-anak kembali ke sekolah, oleh karena itu, situsi ini harus dihadapi bersama dan perlu ada kolaborasi yang baik antara guru dan para orang tua sesuai dengan petuah Ki Hajar Dewantara “setiap orang adalah guru, setiap rumah adalah sekolah”.
Ki Hajar Deantara bermakna sekolah terbaik bagi anak yaitu rumah dan guru terbaik bagi anak yaitu orang tua . “Maka orang tua juga berperan sebagai guru untuk anak-anaknya bukan hanya di masa pandemi, tetapi sejak anak berada di dalam kandungan orang tua harus siap berperan menjadi guru.
Perbedaan antara orang tua dan guru, guru telah mendapat bekal dan kompetensi seperti keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah, keterampilan komunikasi dan kolaborasi, kemampuan berpikir kreatif dan inovatif, serta literasi teknologi dan informasi, keterampilan ini, mungkin tidak dimiliki sepenuhnya oleh semua orang tua di rumah, yang memiliki latar belakang dan kesibukan beragam.
Namun demikian orang tua jangan berkecil hati, karena peran terbesar orang tua dalam pendidikan adalah menggerakan motivasi belajar dalam diri anak. Motivasi juga bisa diberikan melalui inspirasi dan dorongan yang menyenangkan, diiringi dengan semangat dan ketulusan orang tua dalam membimbing proses belajar anak.
Jika orang tua semangat dan tulus, maka akan terasa oleh anak dan ini akan menjadi motivasi bagi anak untuk belajar. Selanjutnya, orang tua harus mampu mengambil peran sebagai sutradara atau pengarah.
Sebagai sutradara, orang tua dan guru harus bekerjasama menciptakan pembelajaran yang kreatif dan inovatif, serta menciptakan pembelajaran yang kritis dan menekankan pada pemecahan masalah di kehidupan sehari-hari,.
Kesempatan Emas.
Sekolah dengan metode daring menurutnya merupakan kesempatan emas bagi orang tua untuk mengenal lebih dalam putra-putrinya. Menerapkan system belajar di rumah, diharapkan orang tua dapat memantau dan mengenal kompetensi dan keterampilan anak masing-masing untuk memudahkan orangtua dalam mengembangkan bakat dan kemampuan yang dimiliki anak.
Selain itu, pembelajaran daring dapat dijadikan sarana bagi orang tua untuk membangun kedekatan emosional dengan anak dengan membangun komunikasi dan interaksi yang lebih mendalam sehingga anak akan semakin nyaman dengan keberadaan orang tua.
Anak bukan hanya akan menjadikan orangtua sebagai seseorang yang harus dipatuhi perintahnya tetapi juga menjadi teman sehingga ketika seorang anak mendapat suatu masalah, anak akan mencari solusi dengan melibatkan pendapat orang tua.
Ia melanjutkan, peran orang tua dalam situasi pandemi Covid-19 ini memiliki kedudukan yang fundamental sehingga sudah semestinya orang tua menyadari perannya dalam pendidikan di masa pandemi. Keterlibatan orang tua dalam pembelajaran daring minimal dapat memonitoring peran serta anak dalam kegiatan pembelajaran. Kontribusi yang paling penting adalah orang tua dapat memainkan beberapa peran sebagai guru, insiprator, motivator, fasilitator dan director. Berbagai peran tersebut harus seimbang agar proses pembelajaran akan berjalan sesuai dengan tujuan pendidikan dan tantangan pendidikan era revolusi industri 4.0.
Belajar secara daring memberi peluang akses informasi sebanyak-banyaknya melalui internet namun pada saat yang sama, mengesampingkan aspek interaksi sosial, oleh karena itu perlu ada upaya yang dilakukan dalam hal ini oleh guru dan terlebih oleh orang tua, sebagai penggerak dan pendidik di lingkungan rumah.
Kolaborasi antara orang tua dan guru sangat penting agar pendidikan di rumah dapat berjalan, mengingat pendidikan adalah tanggung jawab bersama bukan hanya pemerintah, tetapi juga sekolah (guru), dan keluarga (orang tua).
Penulis: Izzah Muyassaroh, S.Pd.,Mpd dosen PGSD Universitas Pelita Bangsa, Bekasi, Indonesia.
Editor: Rieska Wulandari – Jurnalis, Ketua Ikatan Sarjana Ilmu Komunikasi Indonesia (ISKI) Cabang Eropa.