RI3SKA.COM – Endah Mawarni (46), adalah seorang WNI pengusaha Bed and Breakfast di Campobasso, Molise, Italia sejak 2013. Posisi rumah yang sangat strategis di tengah kota antara sungai Biferno dan Fortore membuat B&B ‘Flower’ cukup ramai dimampiri tamu transit. Selain Universitas Molise, ada juga Sekolah Siswa Carabinieri dan Sekolah Siswa Agen Polisi di kota ini.
Posisi rumah yang sangat strategis di tengah kota antara sungai Biferno dan Fortore membuat B&B ‘Flower’ cukup ramai dimampiri tamu transit. Selain Universitas Molise, ada juga Sekolah Siswa Carabinieri dan Sekolah Siswa Agen Polisi di kota ini.
Klinik kesehatan mata Villa Maria dan rumah sakit Gemelli Molise juga terkenal dengan spesialis jantung. Karena itu tamu yang menginap di ‘Flower’ umumnya karyawan, dosen, pelajar dan pasien yang biasanya berurusan dengan pekerjaan, sekolah dan terapi.
Kastil Monforte mendominasi lereng bukit sebagai kota kuno yang dibentuk pada abad pertengahan. Bentang datar lainnya, pusat Murattin yang berupa bangunan modern dan elegan, berasal dari abad ke sembilan belas.
Keindahan alam dan arsitek kota taman dengan banyak air mancur, memancing turis asing dari America, Canada dan Eropa lainnya singgah pada musim panas. Sejak Kecil Berkesenian Endah Mawarni, menghabiskan masa kanak-kanak dan pendidikan di kota Surakarta, dan berhasil menjadi lulusan Desain Komunikasi Visual dari Universitas Sebelas Maret.
Ia mencari peruntungan nasib di Jakarta sebagai dosen. Awalnya mengajar Arsitektur di Universitas Gunadarma. Setahun kemudian menambah jam sebagai staf pengajar jurusan Periklanan Akademi Komunikasi AkommRTV.
Selain kedua ilmu di kedua perguruan tinggi yang disebutkan, materi pengajaran terus bertambah seperti Apresiasi Budaya, Desain Grafis, Estetika Bentuk, Ilmu Budaya Dasar; juga merambah ke Sosiologi dan Politik.
Sempurnalah tingkat kesibukan Mawar selepas masa pendidikan di Surakarta. Keseharian hidup di Jakarta dan Campobasso sama-sama padat. Seluruh waktu tercurah hanya untuk pekerjaan. Padahal ia punya hobi yang menjadi alasan utama mengapa ia memilih kuliah jurusan Seni Rupa.
Dari kecil, Mawar suka menggambar dan utak-atik aneka kriya. Masa kuliah sering melukis untuk dihadiahkan ke teman-teman. Pernah juga menitipkan lukisan karyanya di galeri di kota Ubud, Bali. Masih berstatus mahasiswa semester akhir, tentunya gembira karena 3 lukisannya berhasil terjual.
Waktu itu masing-masing lukisan dihargai Rp. 100.000. Sesuai nama yang diberikan orangtua, dunia flora menjadi inspirasi tema dari lukisan-lukisan Mawar. Di tengah kesibukan mengajar, ia masih bisa meluangkan waktu mendesain dan membuat assesories untuk mengisi acara bazzar dan pameran di kampus.
Sambutannya luar biasa dari para pengunjung yang apresiatif atas karyanya. Demikian pula rekan pengajar dan mahasiswa yang sangat tertarik dan berminat ingin membeli. Namun kesibukan mengajar, akhirnya ia mengizinkan mereka meniru desain-desainnya untuk dikembangkan.
Badai Covid-19 Memasuki 2020, usaha mereka dihantam ombak Covid-19, tetap berupaya mencari solusi, maka Endah yang memiliki keahlian arsitektur dan seni rupa pun banting setir membuat kerajinan miniatur.

Kali ini ia mengadu nasib di negeri orang. Khusus di masa pandemia, ia ingin menggali potensi yang disesuaikan dengan keadaan lingkungan tempat tinggalnya. Membandingkan Jakarta kota padat yang menawarkan aneka moda transportasi atau Surakarta kota tenang yang masih bisa tawar menawar becak dengan santai.
Bagaimana dengan Campobasso? Kota sejarah yang letaknya di atas perbukitan, tidak memiliki banyak pilihan untuk berkendaraan umum. Kecuali bis kota dengan jam yang telah terjadwal. Karena itu, ia sering melamunkan kendaraan yang siap antar jemput tamu dari stasiun ke B&B kapan saja, tanpa jadwal.
Visinya terwujud dalam karya miniatur becak, gerobak dan sepeda dari karton. Mawar memanfaatkan kardus dengan bahan pendukung seperti tali rami dan stik kayu. Idenya ingin membuat sesuatu yang khas Indonesia.

Sesuatu yang unik, menarik sekaligus bisa menjadi suvenir untuk tamu-tamunya. Hobi melukis pun bisa tersalurkan lewat pewarnaan detail di atas pilah-pilah kayu dan kertas ukuran kecil. Dalam pengerjaan, kadang ia hanya melihat dari gambar.
Selanjutnya, memikirkan bagaimana cara memotong, menyambung kayu, merekatkan dst untuk menghasilkan bentuk yang mendekati aslinya. Di situlah letak tantangan yang sangat dinikmati Mawar. Masa pandemi jadi terisi dengan kesibukan baru.
Karya-karya ini sudah dipajang di situs penjualan online khusus hand made karena cocok dijadikan kado kenalan saat inagurasi atau sekedar hadiah untuk ulang tahun dll. Becak Jakarta, resmi dilarang beroperasi sekitar akhir tahun ’80. Namun kini gaya hidup ramah lingkungan, di Italia, membuat sepeda dan becak kembali populer sebagai transportasi pengangkut bagi keluarga-keluarga kecil yang memiliki anak, untuk membawa anak-anak mereka ke sekolah.
Ide, niat, konsentrasi dan tangan trampil Mawar saat menyusun, menempel, mewarna dan menghias kardus menjadi becak, adalah kreasi tiga dimensi yang dibuat berukuran kecil namun menjadi cerita besar bagi para turis saat kembali ke negeri mereka.
Kisah tentang becak yang pernah berjaya sebagai kendaraan khas di Indonesia. Becak, gerobak dan sepeda menjadi kendaraan pilihan Mawar karena aman bagi lingkungan yang perlu dilestarikan. Usahanya cukup membuahkan hasil, beberapa klien yang menjadi tamu hotelnya untuk alasan terapi kesehatan, tertarik untuk membeli karyanya, demikian juga penjualan melalui sistem on-line.
Tangan terampilnya, menjadi salah satu strategi mereka untuk sekoci alternatif dalam menghadapi perang dan badai melawan Covid-19.
Penulis: Claudia Magany
Editor: RW