Saat ini kasus sudah mencapai 322 orang, dengan 20 pasien dalam kondisi berat, 10 meninggal dan 1 pasien sembuh.

RI3SKA.COM – Hari pertama karantina kemarin agak dramatis, dalam satu hari, angka kematian baru meningkat 4 orang, hari ini bertambah lagi 3, total menjadi 10. Memang semua korban telah mengalami sakit lain dan lanjut usia sehingga daya tahan tubuhnya rendah, tapi bayangkan bila korban adalah bagian dari keluarga kita, tentu itu sangat menyedihkan.

Mengingat banyak korban lanjut usia, maka pengelola panti wedhra memberikan himbauan kepada keluarga untuk sementara waktu agar  tidak melakukan kunjungan demi  mengurangi resiko kontak dengan virus kepada para lansia yang tinggal di sana.

Rumah sakit juga melakukan pengetatan dengan melakukan himbauan yang sama, yaitu untuk tidak mengunjungi dahulu pasien di rumah sakit untuk menghindari terjadinya penyebaran virus dari dalam rumah sakit kepada pengunjung atau dari pengunjung kepada pasien.

Sementara itu, dari sektor olahraga, pertandingan sepak bola yang sempat ditunda sejak hari Minggu kemarin, akan kembali dilaksanakan namun kali ini, tanpa penonton. Pertandingan pertama dengan sistem ini akan dilakukan hari Kamis lusa.

Secara umum kota Milan masih berfungsi dalam arti, angkutan umum dan metropolitana masih berjalan, toko-toko masih buka, namun jumlah orang yang lalu lalang sangat jauh berkurang.

Di Milan terdapat Kantor perwakilan Kementerian Perdagangan RI, yaitu ITPC Milan, mengingat situasi yang cukup mengkhawatirkan, Duta Besar Indonesia untuk Italia Ibu Esti Andayani, menghimbau agar pimpinan kantor ITPC Milan bertindak secara bijaksana sesuai dengan situasi setempat, antara lain dengan memberlakukan sistem shift piket giliran pada karyawan dan melaksanakan “smart working” yaitu bekerja dari rumah, mengurangi acara dilapangan atau kunjungan untuk mengurangi kemungkinan kontak dengan virus dan terus berkoordinasi dengan KBRI Roma.

Saat ini yang menjadi sumber kekhawatiran terbesar adalah, otoritas menemukan pasien 1, tapi tidak menemukan pasien zero, sebab pasien yang diperkirakan pasien zero justru hasil tesnya menunjukkan negatif. Situasi ini semakin parah dengan terkonfirmasinya ratusan pasien positif dalam satu minggu saja, yang membuat pemerintah lokal akhirnya menerapkan sistem semi karantina agar penyebaran virus tidak semakin meluas.

Rieska Wulandari – Jurnalis

Sepuluh tahun tinggal di Italia, saya melihat orang Lombardia sangat kooperatif dengan pemerintah lokalnya, Misalnya ketika ada “car free day”  (hari tanpa kendaraan bermotor) selama tiga hari di Milan, untuk mengurangi polusi, mereka benar-benar patuh dan melaksanakannya, termasuk mereka yang tinggal di luar Milan juga menyesuaikan dengan peraturan yang berlaku, mereka tidak membawa mobil ke dalam kota Milan.  Jadi ketika menyerukan orang Milan untuk tinggal di rumah selama dua pekan dengan cara menutup sekolah sebagai salah satu strategi untuk mengurangi kemungkinan eksposure virus, instruksi ini langsung dilaksanakan tanpa banyak protes, bahkan kantor-kantor bisnis mendukung keputusan ini dengan meliburkan karyawannya sebab mereka tahu, di rumah anak anak perlu pendampingan orang tua, lagipula bagaimanapun juga tidak ada seorangpun yang ingin sakit.

Kami di rumah berusaha tetap melakukan aktivitas yang kreatif agar anak anak tidak bosan, menggambar, main musik, masak bersama, menyanyi, menari, nonton film.
Demikian pula suami bekerja dari rumah dengan jam kerja persis seperti di kantor,  dimulai dari pukul 9.00 pagi, istirahat imakan siang, lalu kembali bekerja sampai jam makan malam.

Saat ini kasus sudah mencapai 322 orang, dengan 20 pasien dalam kondisi berat, 10 meninggal dan 1 pasien sembuh.

Masalahnya, negara.-negara tetangga mulai menemukan kasus positif covid-19 yang bersumber dari Italia, bahkan spesifik dari Milan. Seorang dokter Italia yang sedang berlibur ke pulau Tenerife di Spanyol, terkonfermasi positif dan membuat tamu satu gedung hotel, yang berjumlah ratusan orang harus dikarantina,

Kasus lain juga mulai terlihat di Austria dua pasien dinyatakan positif setelah berlibur dari Milan dan satu di Kroasia, satu si Swiss dan satu di Barcelona, diduga telah terinfeksi di Italia. Kemarin kapal Alitalia dari Milan yang mendarat di Mauritius menemukan tiga orang dalam kondisi demam, yang secara gegas pemerintah lokal menginstruksikan untuk menjalankan, karantina dua minggu bagi semua penumpang atau kembali ke Italia, setelah negosiasi alot 40 orang dari mereka kembali ke Italia, mereka adalah penumpang yang berasal dari Regional Lombardia danVeneto, daerah yang mencatat kasus tertinggi.

Di beberapa bagian regional Italia telah ditemukan  pula kasus baru yang terjadi di beberapa kota lainnya.

Saat itu tidak ada seorangpun yang tahu sampai kapan penambahan angka dan penyebaran ini akan berhenti, sementara otoritas setempat masih terus menerima telepon atas keluhan sintomi dari warga.

Dalam situasi yang kritis, masih ada saja orang yang mencoba mengambil keuntungan dan berbuat jahati, untuk itu pemerintah mengeluarkan surat edaran kepada warganya untuk waspada terhadap orang yang mengunjungi ke rumah-rumah dengan mengenakan pakaian laboratorium dan masker yang mengaku sebagai petugas sanitari  untuk melakukas tes covid-19, yang sebenarnya mereka adalah pencuri.

Sebagai warga saya bersyukur, Italia dan region Lombardia sangat tanggap, semoga saja jerih payah mereka untuk menangani kasus ini terus menyala.

Salam sejahtera dari Milan, mohon do’anya ya, semoga kita semua selamat dari epidemi.

Penulis: Rieska Wulandari – Jurnalis terakreditasi – Milan, Italia
Editor: JG

By Redaksi

Minds are like parachutes; they work best when open. Lord Thomas Dewar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

X